Secara tradisional, Bonek memiliki lawan-lawan, sebagaimana layaknya
suporter di luar negeri. Saat era perserikatan, lawan tradisional Bonek
adalah suporter PSIS Semarang dan Bobotoh Bandung. Di era Liga Indonesia, lawan tradisional itu adalah Aremania Malang, The Jak suporter Persija, dan Macz Man fans PSM Makassar. Di era Ligina, Bonek justru bisa berdamai dengan Bobotoh Persib Bandung, Macz Man (PSM Makassar) dan Suporter PSIS Semarang.
Namun tidak selalu Bonek bertindak anarkis ketika kesebelasan Persebaya kalah. Tahun 1995, saat Ligina II, Persebaya dikalahkan Putra Samarinda
0 - 3 di Gelora 10 November. Tapi tidak ada amuk Bonek sama sekali.
Para Bonek hanya mengeluarkan yel-yel umpatan yang menginginkan pelatih
Persebaya mundur.
Saat masih di Divisi I, Persebaya pernah ditekuk PSIM
1 - 2 di kandang sendiri. Saat itu juga tidak ada aksi kerusuhan.
Padahal, jika menengok fakta sejarah, hubungan suporter Persebaya
dengan PSIM sempat buruk, menyusul meninggalnya salah satu suporter
Persebaya dalam kerusuhan di kala perserikatan dulu.
Tindak anarki yang berkedok bonek adalah merupakan oknum, sejak Persebaya juara pada tahun 2004
banyak sekali masyarakat luar Surabaya yang menjadi Bonek, di waktu
senggang itulah beberapa oknum menyamar menjadi bonek, di tahun
berikutnya banyak sekali pemberitaan yang menjelek jelekan bonek karena
tindakannya yang anarki, hal tersebut karena ulah oknum dari musuh
bonek seperti Aremania yang memasukan salah satu anggotanya yang
bernama Gobest untuk menyamar menjadi Dirijen Deltamania. Hingga saat
ini bonek selalu di adu dombakan oleh supporter lain, seperti Delta Mania supporter Deltras Sidoarjo, dalam sejarahnya tidak ada permusuhan antara Bonek dengan Delta, malah persahabatan yang erat, setelah Deltras ke ISL
lolos dari divisi utama, tiba-tiba Deltamania menjadi musuh Bonek dan
mencaci maki, melakukan sweeping & penyerangan terhadap Bonek
sampai seluruh Bonek mania emosi dan sakit hati melihat adanya oknum
yang memengaruhi Delta yang selama ini tidak ada pro kontra. Itu
dikarenakan ada sekitar 20 oknum Bonek mania yang melakukan penyerangan
ke markas deltamania setelah pulang dari menyaksikan Pertandingan
persahabatan antara Persekabpas Pasuruan dengan Persebaya 1927, dan
mencuri peralatan drum milik Deltamania semua ini terjadi karena adanya
provokasi dari Delta Mania yang disokong oleh Aremania Sidoarjo. Hal
ini menyulut emosi para Deltamania Karena perbuatan Oknum Bonek.
Anarki merupakan masa lalu bonek, sekarang bonek bukanlah supporter
yang anarki, bonek tidak akan mengamuk jika di provokasi, beberapa
supporter musuh bonek yang selalu memprovokasikan bonek agar anarki,
supaya di denda serta di cap jelek, hingga sekarang bonek tetap tabah
dan sabar, beberapa lagu rasis yang dinyanyikan bonek merupakan
gambaran kemarahan bonek karena sebelumnya dinyanyikan lagu oleh
supporter musuh bonek yang mengejek serta memancing bonek agar anarki.
Hingga saat ini banyak Bonek yang di tangkap aparat berwenang karena
berbuat onar di daerah lain.
Selain itu Bonek merupakan simbol pejuang Surabaya pada peristiwa 10 november 1945 saat sekutu menyerang rakyat Surabaya, dengan keberanian serta bondo nekat rakyat Surabaya menyerang sekutu dengan senjata seadanya, sejak saat itulah sifat rakyat Surabaya turun menurun menjadi tradisi dan simbol keberanian arek suroboyo yaitu BONEK.